Nasib UMKM Saat Badai Covid19

Add caption

Tanggapan Presiden Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) dan Pemimpin Gerakan Beli Indonesia Ir. H. Heppy Trenggono, M.Kom

Pagi ini di WAG Beli Indonesia seorang member memposting sebuah berita (terlampir) dan meminta tanggapan. Berikut diskusinya, semoga bermanfaat. 
----------------------------------------------
UMKM jumlahnya 99,9% dari seluruh usaha yg ada di Indonesia. Menyerap 97% tenaga kerja, dan menyumbang lebih dari 60% PDB Indonesia.
Artinya bahwa ekonomi Indonesia itu ekonomi UMKM.
Saya belum bisa mencerna mengapa ketika berbicara UMKM alokasi dana pemerintah begitu kecilnya, terlebih di saat krisis.
----------------------------------------------

Krisis ini
- Krisis menghantam pemain besar/Korporasi tanpa ampun, UMKM tidak separah Korporasi karena beban muatannya ringan, hanya karena Covid aja tidak beroperasi , akan segera jalan lagi
- Harga harga akan melambung, barang akan banyak kosong.
Yang harus kita lakukan
UMKM harus bangkit, tidak perlu menunggu siapapun. Ambil kesempatan dengan kosongnya barang, mahalnya barang, sebagai pintu masuk menggantikan pemain pemain asing.
Kita bisa bisa buat gerakan dengan cara memenuhi semua kebutuhan pokok dengan produk dan komoditi sendiri. Ini akan membuat produk UMKm dan produk para petani bergerak, ekonomi bergerak di kalangan yang di bangun, sekaligus menyerap tenaga kerja yg banyak PHK.
Ibaratnya kalau tidak mau kena Covid anda harus lock down. Maka agar tidak ikutan kena krisis ya kita bangun close loop economy. Mengisolasi diri agar tidak ikutan krisis. Sementara kita tidak usah pakai produk asing, nggak perlu mata uang asing, tidak usah beli kemana mana, beli dari saudara sendiri saja. Dari kita sendiri, oleh kita, dan buat kita. 
Beli Indonesia sedang mempersiapkan inisiatif ini. 
Langkah kecil, ayo mulai sekarang setiap keluarga hanya belanja kepada saudara kita sendiri, Insya Allah ekonomi akan bergerak.

Posting Komentar

3 Komentar