Salah satu sumber pangan alternative selain beras yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Talas (Colocasia esculenta L.).
Berbagai macam jenis talas sudah menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Salah satu talas unggulan hasil seleksi dari koleksi bersama para peneliti bioteknologi LIPI (M.S Prana, Tatang Kuswara dan Maria L.) adalah jenis talas Pratama.
Talas ini menghasilkan umbi besar, tidak gatal, dan tahan hama/penyakit. Potensi hasil dari Talas Pratama mencapai 50 - 100 ton umbi/Ha.
TEKNIK BUDIDAYA TALAS PRATAMA
Kesesuaian lahan :
Ketinggian : 0 – 1.200 M dpl
Curah hujan : 600 – 3.000 ml / tahun
Tanah : Latosol
pH tanah : 4,5—6,0
Persiapan benih:
1. Benih merupakan anak tanaman (Stolone) yang diambil dari Induk tanaman Talas Pratama.
2. Tinggi benih 40cm-50cm yakni umur 3 bulan.
3. Daun benih talas di potong, yang tesisa pucuk benih yang masih kuncup.
TEKNIK BUDIDAYA TALAS PRATAMA
Kesesuaian lahan :
Ketinggian : 0 – 1.200 M dpl
Curah hujan : 600 – 3.000 ml / tahun
Tanah : Latosol
pH tanah : 4,5—6,0
Persiapan benih:
1. Benih merupakan anak tanaman (Stolone) yang diambil dari Induk tanaman Talas Pratama.
2. Tinggi benih 40cm-50cm yakni umur 3 bulan.
3. Daun benih talas di potong, yang tesisa pucuk benih yang masih kuncup.
Persiapan Tanam :
1. Jarak tanam 1m x 1m (disesuaikan dengan kondisi lahan setempat)
2. Lubang tanam adalah 30cm x 30cm x 20cm
Penanaman :
Penanaman dilakukan setelah persiapan tanam dan sanitasi kemudian diberikan campuran nutrisi sebagai berikut:
1. Pupuk kandang /kompos 7kg
2. Pupuk NPK : 10 gr
3. granular/furadan) 5gr (setiap 2 bulsn sekali)
Perawatan :
1. Pemupukan susulan dilakukan pada tanaman yang berumur 4 bulan dengan pupuk kompos/pupuk kandang sebanyak 3 kg/tanaman. Pemberian pupuk susulan dipermukaan tanah berupa NPK dilakukan sebanyak 10gr.
2. Hama pada tanaman talas pratama berupa cacing tanah, sehingga penambahan pestisida anti cacing (Furadan) diperlukan pada umur 3 bulan dan 5 bulan. Hama belalang pun jadi salah satu serangan yang biasa muncul meski jarang sekali ditemukan. Sedangkan penyakit pada tanaman berupa bercak daun (taro leaf blight), penyemprotan pestisida dilakukan rutin seminggu sekali apabila terlihat gejala serangan.
3. Pengairan diperlukan pada saat musim kemarau ada-lah seminggu satu kali dengan jumlah 1—2 liter/
tanaman. Sebaiknya arah penyiraman langsung disiram ke akar tanaman.
4. Pemisahan anakan dari indukan dilakukan pada umur talas 2 bulan menggunakan bambu yang telah diruncingkan seperti huruf (V). Anakan tersebut bisa dibuang agar tidak mengganggu pertumbuhan induknya.
5. Penyiangan dari rumput liar harus terus dilakukan agar nutrisi tanaman talas tidak terganggu oleh gulma dan sanitasi di dalam kebun terjaga.
6. Pembuatan guludan pada tanaman dilakukan pada saat pemupukan susulan dengan cara tanah dibuat gundukan sekitar tanaman tinggi 10cm-15cm.
Pemanenan :
Panen dilakukan pada saat talas berumur 7 bulan dengan ciri—ciri fisik daun segar tanaman, menjadi layu dan mengecil hingga tersisa 2 atau 3 daun saja pada satu tanaman. Pemanenan dilakukan dengan mengambil umbi secara hati hati dari dalam tanah, dicuci dan bersihkan dari akarnya, lalu potong pelepah daun hingga talas setinggi 40cm dari pangkal pelepah umbi. Hindari umbi dari gesekan dan benturan saat pengiriman untuk mengurangi resiko kerusakan (busuk).
Panen dilakukan pada saat talas berumur 7 bulan dengan ciri—ciri fisik daun segar tanaman, menjadi layu dan mengecil hingga tersisa 2 atau 3 daun saja pada satu tanaman. Pemanenan dilakukan dengan mengambil umbi secara hati hati dari dalam tanah, dicuci dan bersihkan dari akarnya, lalu potong pelepah daun hingga talas setinggi 40cm dari pangkal pelepah umbi. Hindari umbi dari gesekan dan benturan saat pengiriman untuk mengurangi resiko kerusakan (busuk).
0 Komentar