Pengurus Besar Serikat Tani Islam Indonesia (PB STII) Periode 2019-2024 |
Demikian pidato Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Tani Islam Indonesia (STII ), H. Fathurrahman Mahfudz usai Pelantikan PB STII periode 2019-2024, Jumat ( 6/3/2020 ) di Aula Masjid AlFurqan, Kramat Raya 45, Jakarta Pusat.
Menurutnya, keadilan sosial sejak pemerintahan orde baru hingga sekarang semakin jauh dari kenyataan ini semakin menampakan ketimpangan antara kelompok 1% penduduk minoritas yang cenderung berkecukupan secara ekonomi ataupun menguasai Lebih Dari 60% aset nasional sementara umat Islam dengan 88% penduduknya masih cenderung lemah dalam menguasai aset ekonomi yaitu di sekitar dibawah 20%," ungkap Fathurrahman.
Ia membeberkan bagaimana sektor ekonomi dan sistem ekonomi nasional kita sesuai dengan konstitusi yang diletakkan oleh Para founding fathers kita dimana pada saat itu umat Islam masih banyak yang kaya dan menguasai perdagangan namun kini hanyalah Tinggal Kenangan Bahkan dalam 20 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dirasakan oleh 20% penduduknya dan 80% Sisanya hanya menjadi penonton.
M"Kekayaan orang terkaya di Indonesia pada tahun 2017 setara dengan kekayaan 100 juta penduduk, sehingga menurut Bank Dunia kesejahteraan 51% penduduk Indonesia hanya dirasakan Oleh segelintir orang saja. Untuk itu kita lihat kenyataannya 20 orang terkaya Indonesia hanya 1 orang saja yang muslim,"tambahnya. M
Menurut Fathurrahman, kita sekarang tengok kondisi pertanian Indonesia saat ini, arah dan peta dunia pertanian Indonesia masih belum jelas, strategi dan tujuan, salah satu indikatornya adalah naiknya impor yang masuk ke negara kita, bahkan untuk komoditi pertanian agaknya angkanya cenderung naik.
Sebagai contoh, lanjut Fathurrahman, dalam 4 tahun terakhir ini terhadap 4 komoditi pertanian seperti beras garam gula dan jagung dalam kurun waktu 2015 dan 2018 impor beras terjadi kenaikan impor hingga 4,7 juta ton, sementara dari tahun 2015 sampai 2018 impor gula mencapai 17,2 juta ton lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal ini dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yakni kenaikan permintaan industri Farmasi, hotel restoran dan industri kecil menengah .
Akibat kebijakan impor tersebut maka amanat undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan yang berbunyi bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia paling utama
Sementara itu Sekretaris Jenderal PB.STII, Ikbal Sayuti mengatakan STII yang berdiri pada 26 Oktober 1946 dan berdampingan dengan Masyumi Insya Allah tetap konsisten dan istiqomah membangun pertanian sehingga terwujudnya masyarakat pertanian yang sejahtera dan tetap taat beribadah.
" Kalau dahulu STII Mayoritas adalah orang tua, namun kini bagaimana peran kaum milenial bisa mencintai pertanian, kami ingin membuat gebrakan bahwa STII ini adalah organisasi besar," papar mantan Ketua STII DKI ini.
"STII pada masa orde baru, sambung Ikbal, dibubarkan. Namun di era reformasi bangkit lagi yang membutuhkan Waktu panjang untuk pulih kembali. "
"Nah, saat inilah kami menemukan momentum yang tepat untuk menggerakkan STII agar bisa kembali seperti dulu lagi. Karena kita punya teknologi pertanian yang bisa memberikan pendapatan kepada masyarakat agar lebih makmur, daripada kerja di pabrik akan lebih baik di pertanian. Negara kita negara agraris, kita punya program untuk menuju kedaulatan pangan, untuk mewujudkan itu tentu anak muda milenial kita ajak terlibat jadi anggota dan pengurus," tandas Ikbal.
Ikbal sendiri sebelum menjadi Sekjen adalah ketua STIU akarta. Kemudian oleh Muktamar kemarin Ikbal ditunjuk oleh formatur menjadi Sekjen. ( m. Harun).
0 Komentar